TIMES PRIANGAN TIMUR, BANJAR – Stasiun Banjar pada era tahun 1980-an menjadi pusat transit pemberhentian penumpang kereta api penting pada masanya.
Stasiun di Kota Banjar, Jawa Barat ini memiliki puteran atau putaran untuk proses langsiran lokomotif sebelum menggandeng gerbong kereta api.
Prosesnya, lokomotif ditempatkan di puteran. Kemudian, beberapa petugas secara bersama-sama mendorong lokomotif untuk berbalik arah.
Keberadaan puteran membut kampung yang dekat Stasiun Banjar diberi nama kampung Puteran. Kampung ini masuk Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman.
Fasilitas ini menjadi salah satu aset peninggalan Kolonial Belanda di Kota Banjar. Keberadaanya menyisakan beragam nostalgia di benak warga setempat karena sering digunakan anak-anak sebagai tempat favorit bermain pada masanya.
Puteran Stasiun Banjar menjadi legenda bagi sebagian warga Kota Banjar. Mereka memiliki kenangan lama menyaksikan kereta langsiran dengan menggunakan puteran.
Seiring dengan canggihnya teknologi maka puteran lokomotif tak lagi difungsikan. Kendati demikian, sampai pemutar lokomotif tersebut masih dibiarkan oleh PT KAI Daop 2 Bandung dengan kondisi yang sudah berkarat dan dipenuhi rerumputan liar sebagai salah satu peninggalan bersejarah Stasiun Banjar. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kisah Puteran Lokomotif Stasiun Banjar, Dikenang Sebagai Nama Kampung
Pewarta | : Sussie |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |