TIMES PRIANGAN TIMUR, JAKARTA – Peraih Nobel Dr Muhammad Yunus didesak untuk memimpin pemerintahan sementara Bangladesh usai pihak militer mengambil alih kekuasaan dan demonstrasi besar-besaran yang memaksa penguasa lama, Sheikh Hasina mengudurkan diri dan lari ke India.
Desakan tersebut dilontarkan pemimpin mahasiswa pada Selasa (6/8/2024) agar kepemimpinan tidak diambilalih oleh militer. "Kami percaya pada Dr. Yunus," tulis Asif Mahmud, seorang pemimpin utama kelompok Mahasiswa Melawan Diskriminasi (SAD), di Facebook.
Terkait desakan tersebut, Muhammad Yunus, pelopor keuangan mikro yang berusia 84 tahun, belum berkomentar banyak. Namun dalam sebuah wawancara dengan The Print di India, ia menyebut Bangladesh menjadi "negara yang diduduki" di bawah kepemimpinan Sheikh Hasina.
"Hari ini semua orang Bangladesh merasa terbebas," kata Muhammad Yunus seperti dikutip media tersebut.
Kepala Angkatan Darat Jenderal Waker-Uz-Zaman diperkirakan akan bertemu dengan para pemimpin mahasiswa untuk mendengarkan tuntutan mereka agar Muhammad Yunus memimpin pemerintahan sementara sebelum pemilihan umum dilakukan.
Pada Selasa (6/8/2024), jalan-jalan di Dhaka sebagian besar lengang. Lalu lintas terlihat kembali normal dan toko-toko mulai beroperasi lagi, meskipun sebagian besar kantor pemerintah tetap tutup.
Jutaan warga Bangladesh membanjiri jalan-jalan Dhaka untuk merayakan mundurnya Shiekh Hasina. "Saya merasa sangat bahagia," kata Sazid Ahnaf, 21 tahun, membandingkan peristiwa itu dengan perang kemerdekaan yang memisahkan negara itu dari Pakistan lebih dari lima dekade lalu. "Kami telah terbebas dari kediktatoran," imbuhnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Peraih Nobel Muhammad Yunus Didesak untuk Memimpin Pemerintahan Sementara Bangladesh
Pewarta | : VOA Indonesia |
Editor | : Faizal R Arief |