https://priangantimur.times.co.id/
Berita

Di Ujung Sunyi Majalengka, Uluran Tangan Polri Menyeka Air Mata Rakyat

Rabu, 18 Juni 2025 - 08:49
Di Ujung Sunyi Majalengka, Uluran Tangan Polri Menyeka Air Mata Rakyat Polres Majalengka memberikan sembako kepada warga kurang mampu. (FOTO: Jaja Sumarja/TIMES Indonesia)

TIMES PRIANGAN TIMUR, MAJALENGKA – Pagi belum sepenuhnya merekah. Kabut masih menyelimuti perbukitan, dan embun enggan jatuh dari pucuk-pucuk daun yang dingin.

Di sebuah jalur sempit dan licin, derap langkah sepatu menyusuri tanah becek yang memisahkan kota dari sebuah desa terpencil di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Barisan itu bukan rombongan pejabat atau ekspedisi wisata. Mereka adalah anggota Kepolisian Republik Indonesia. Berseragam cokelat, membawa bukan senjata, tapi ransel berat berisi sembako, alat kesehatan, dan tekad yang teguh.

Mereka hadir bukan karena bencana atau konflik. Mereka datang karena cinta pada tugas dan bangsa. Inilah wajah dari Program "Polri untuk Masyarakat", bagian dari visi besar Polri Presisi, yang kini nyata hadir di pelosok negeri.

Bukan Sekadar Penegak Hukum, Tapi Pelayan Kehidupan

Polri di Majalengka telah mengambil satu langkah berbeda. Mereka tidak hanya ingin dilihat sebagai aparat penegak hukum, melainkan juga sebagai pelayan masyarakat yang mengulurkan tangan pada saat rakyat membutuhkan, sehingga ini membuktikan bahwa negara hadir, bahkan hingga ke titik terjauh di peta.

Bukan hal mudah untuk menjangkau desa ini. Akses jalan rusak, sinyal komunikasi nyaris tak ada, dan kondisi geografis menantang. Namun, tak ada satu pun dari anggota yang mengeluh.

Mereka memikul beban di punggung, bukan hanya berupa logistik, tapi juga amanah, menyapa mereka yang lama terdiam di sunyi, memberikan secercah kehadiran di tengah keterasingan.

sembako-2.jpg

"Saya kira mereka cuma datang waktu ada kejadian. Tapi sekarang, mereka datang waktu kami butuh. Kami dianggap, kami dilihat,” ucap Suinah seorang nenek berusia 60 tahun, sambil memeluk anggota Polsek Cikijing, yang menyambangi rumah reyotnya.

Air matanya tak mampu disembunyikan. Sudah lama ia tinggal seorang diri. Sering kali sakit, namun tak pernah cukup kuat untuk berjalan jauh ke puskesmas terdekat.

Ketika sosok berseragam itu mengetuk pintu rumahnya dan menyapanya dengan senyum hangat sambil membawa obat serta bantuan pangan, air matanya jatuh tanpa bisa ditahan.

Kapolres Humanis yang Turun ke Akar Rumput

Tak hanya para anggota kepolisian di lapangan, Kapolres Majalengka, AKBP Willy Andrian, turut turun langsung menembus medan yang sulit. Sosok polisi yang dikenal humanis itu menyapa warga satu per satu.

Tidak dengan pidato panjang atau sambutan formal, tapi dengan telapak tangan yang menggenggam erat dan telinga yang mendengar dalam. Menurutnya, di desa-desa terpencil seperti ini, keberadaan Polri adalah bukti bahwa negara tidak melupakan warganya.

“Kami ingin mengubah paradigma. Polisi bukan hanya hadir saat ada pelanggaran, tapi hadir saat rakyat sedang kesusahan,” ujar AKBP Willy Andrian, Rabu (18/6/2025).

Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa kegiatan sosial dan kemanusiaan semacam ini bukan hanya agenda seremonial, melainkan upaya membangun jembatan hati antara aparat dan masyarakat.

Kegiatan tersebut, menurutnya, akan digelar secara berkala, dengan prioritas utama pada desa-desa yang selama ini sulit dijangkau oleh pelayanan publik.

“Pelayanan terbaik bukan yang megah di kota, tapi yang benar-benar sampai ke pintu rumah rakyat kecil,” ucapnya.

Dari Ladang ke Bukit: Perjalanan Sunyi Penuh Arti

Perjalanan para anggota Polri menuju dusun ini bukan tanpa tantangan. Mereka menapaki jalanan setapak yang terjal dan licin, menyeberangi jembatan bambu reyot, serta harus berjalan kaki berjam-jam membawa perbekalan.

Saat sampai di lokasi, anak-anak kecil tampak berlarian menyambut para anggota Polri, sementara para lansia menyambut dengan doa dan ucapan syukur. 

Kegiatan ini menjadi lebih dari sekadar aksi sosial. Ia menjadi upaya nyata untuk memulihkan kepercayaan rakyat terhadap institusi negara. Dengan kehadiran Polri yang membawa bantuan, kesehatan, dan senyum tulus telah mengubah cara pandang itu.

“Polri bukan lagi aparat yang hanya datang saat ada pelanggaran. Kami datang saat warga membutuhkan uluran tangan. Kami ingin hadir sebagai keluarga,” ujar AKBP Willy dengan nada tulus.

Langkah Kecil, Makna Besar untuk Masa Depan

Di tengah dunia yang semakin hiruk pikuk oleh dinamika perkotaan dan hiruk-pikuk media sosial, langkah kecil Polri di pelosok desa ini menjadi simbol dari ketulusan pengabdian. Tanpa kamera besar, tanpa sorotan berlebihan, tetapi dampaknya terasa jauh di hati rakyat.

Program ini pun mendapat dukungan penuh dari berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat dan organisasi pemuda yang berharap agar inisiatif seperti ini terus dilanjutkan di wilayah-wilayah lain.

Polri Pulang ke Rumah Rakyat

Pagi itu, di antara ladang dan semilir angin pedesaan, Polri tidak hanya datang menjalankan tugas. Mereka hadir sebagai wajah negara yang menyapa dengan lembut. Mereka bukan sekadar mengunjungi. Mereka pulang-pulang ke rumah rakyatnya.

Dalam langkah yang sederhana namun penuh makna, Polri Majalengka (Polres Majalengka) menunjukkan bahwa kekuatan sejati tak selalu datang dari senjata atau wewenang.

Tapi dari keikhlasan untuk berjalan jauh demi menyeka air mata rakyat kecil. Terbukti di ujung desa di wilayah Kabupaten Majalengka yang dulu sunyi, kini terdengar suara harapan yang pelan-pelan kembali tumbuh. (*)

Pewarta : Jaja Sumarja
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Priangan Timur just now

Welcome to TIMES Priangan Timur

TIMES Priangan Timur is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.