TIMES PRIANGAN TIMUR, CIANJUR – Kawasan Puncak-Cipanas, Cianjur, telah lama dikenal sebagai titik rawan kemacetan, terutama saat musim liburan, di mana simpul kendaraan terparah seringkali terjadi tepat di depan area pasar yang ramai.
Menanggapi problem kronis ini, Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengambil langkah taktis dengan mengubah lahan parkir di bagian belakang Pasar Cipanas menjadi Terminal Angkutan Perkotaan.
Keputusan ini diambil sebagai solusi mendesak untuk meredam simpul kemacetan yang kerap terjadi di sepanjang Jalan Raya Cipanas-Puncak, khususnya di depan area pasar.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Cianjur, Aris Haryanto, menjelaskan bahwa meskipun fasilitas penunjang terminal belum rampung, lokasi tersebut dinilai cukup layak dan telah menjalani uji coba operasional sejak awal bulan.
"Lahan parkir kendaraan termasuk truk barang untuk bongkar muat barang ke pasar, saat ini disulap menjadi terminal," ujarnya dalam keterangan yang diterima TIMES Indonesia, Kamis (25/9/2025). Perubahan fungsi ini berarti angkutan kota (angkot) dari berbagai jurusan di Cipanas tidak lagi diizinkan menunggu penumpang di badan jalan depan pasar.
Akibatnya, seluruh angkot kini diwajibkan untuk masuk ke area terminal. Namun, belum semua berjalan mulus. Masih terlihat beberapa angkot yang "mencuri start" dengan tetap mangkal di tepi jalan, menunggu giliran atau antrean masuk, sebab lahan terminal saat ini masih terbatas.
Selain luas yang belum memadai, minimnya sarana dan prasarana penunjang juga menjadi tantangan. Dinas Perhubungan menugaskan petugas di berbagai titik, terutama di sepanjang jalur Pasar Cipanas, untuk memastikan tidak ada angkot yang berhenti sembarangan menunggu penumpang. Tujuannya adalah mencegah antrean kendaraan dan kemacetan parah yang biasa terjadi saat libur akhir pekan.
Lebih lanjut, Aris menyatakan bahwa operasional Terminal Cipanas saat ini merupakan realisasi dari rencana yang sudah dicanangkan pemerintah daerah bertahun-tahun sebelumnya.
"Saat ini sudah diputuskan Terminal Cipanas mulai beroperasi karena tahun-tahun sebelumnya pemerintah daerah sudah berencana membangun terminal di lokasi tersebut sebagai solusi agar angkutan kota tidak berhenti di depan pasar," ungkap dia.
Perlu dicatat bahwa terminal darurat ini belum mampu menampung keseluruhan 800 unit angkot yang melayani berbagai trayek di Cipanas. Keterbatasan kapasitas diperparah dengan bercampurnya angkot dengan truk barang serta kendaraan milik para pedagang pasar. Pihak Pemkab berjanji segera melakukan penertiban kendaraan non-angkot ke lokasi lain.
Lebih jauh rencana pembangunan sarana dan prasarana penunjang yang lebih komprehensif, ujar Aris, sudah disiapkan dan akan dilaksanakan pada tahun 2026.
Anggaran untuk pembangunan tersebut telah disiapkan oleh Pemkab Cianjur. Ia juga mengungkapkan keberhasilan uji coba tersebut. "Hasil uji coba selama beberapa pekan angkutan kota masuk ke terminal dapat mengurangi antrean kendaraan di jalur utama Cipanas."
"Berdasarkan hasil positif ini, keberadaan terminal akan dimaksimalkan fungsinya tahun depan setelah seluruh fasilitas selesai dibangun, dan semua angkot akan diwajibkan masuk tanpa terkecuali," imbuhnya menutup penyampaian. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Lahan Parkir Jadi Solusi Baru Urai Kemacetan Puncak-Cipanas Cianjur
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |