TIMES PRIANGAN TIMUR, BONDOWOSO – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI baru-baru ini merilis data penderita campak di Indonesia. Sejumlah daerah bahkan ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). 

Meski Bondowoso tidak termasuk di dalamnya, penyakit campak tetap ditemukan menyerang anak-anak sehingga perlu langkah antisipasi.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Bondowoso, dr Titik Erna Erawati menegaskan kondisi masih aman. “Sejauh ini masih aman, InsyaAllah,” tegasnya. 

Ia memastikan jumlah kasus campak di Bondowoso tidak mengalami peningkatan signifikan. Dengan jumlah balita dan anak sekitar 11 ribu jiwa, kasus yang ada masih dinilai wajar.

Data Dinkes mencatat hingga Rabu 28 Agustus 2025, terdapat 21 suspek campak. Namun setelah pemeriksaan laboratorium, hanya enam kasus terkonfirmasi sepanjang tahun ini. Hampir seluruh pasien dinyatakan pulih setelah mendapat penanganan medis.

Titik menjelaskan, bahwa campak tidak hanya menyerang balita, tetapi juga bisa dialami orang dewasa. Penularannya melalui droplet dari penderita. 

Menurutnya, imunisasi menjadi benteng utama agar tubuh lebih kuat melawan penyakit tersebut. 

“Imunisasi itu mencegah agar tidak sampai terkena campak. Atau paling tidak kalau kena, tidak sampai komplikasi,” jelasnya.

Imunisasi campak termasuk dalam paket imunisasi dasar lengkap dan diberikan mulai usia satu tahun. Oleh karena itu, Dinkes mendorong orang tua tidak ragu saat anaknya dijadwalkan imunisasi.

Menurut dr Titik, campak sebenarnya bukan penyakit yang berbahaya jika ditangani dengan baik. Sebaliknya, komplikasi dapat muncul bila terlambat penanganan. 

“Kalau campak sangat kelihatan sekali, setelah demam muncul ruam merah di kulit,” ujarnya, Jumat (29/8/2025). 

Sebagai langkah pencegahan, Dinkes Bondowoso secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan pada balita dan anak. Pemeriksaan ini dilakukan menyeluruh agar kasus bisa terdeteksi lebih cepat, sehingga pengobatan dapat dilakukan sejak dini dengan tingkat kesembuhan yang lebih tinggi. (*)